PERJALANAN HIDUP ANG CIN HOK
Ang Cin Hok lahir pada tanggal 2 Mei 1990 di Bagan Siapi-Api, Riau - Indonesia. Merupakan anak kelima dari delapan bersaudara.
Masa Kecil
Masa kecil Ang Cin Hok diurusin ibu dan kakak-kakaknya. Diusia enam tahun Ang Cin Hok sudah memasuki pendidikan di Taman Kanak-Kanak ( TK ). Di sekolah Bintang Laut pada tahun 1996 sampai dengan 1997. Di zaman ini masih ada kalimat hafalan seperti, "Bapak Soeharto, wakilnya Try Sutrisno. Bertempat tinggal di Jakarta. Lambang negara burung garuda..."
Sekolah sambil Bekerja
Di usia tujuh tahun ( 1997 ), Ang Cin Hok sudah memasuki bangku sekolah kelas 1 Sekolah Dasar ( SD ). Sewaktu pulang sekolah, Ang Cin Hok harus bekerja sebagai pengantar makanan Bak Mie ( Mie Pan Sit ). Ang Cin Hok juga pernah bekerja sebagai penjual pisang goreng keliling, bak pao dan kue dadar dengan mengunakan tampi.
Putus Sekolah
Di usia sembilan tahun ( 1999 ) Ang Cin Hok sempat putus sekolah karena faktor ekonomi keluarga. Di saat ini, Ang Cin Hok bekerja sebagai pelayan di kedai kopi.
Kembali ke Sekolah
Di usia sepuluh tahun ( 2000 ) Ang Cin Hok kembali bersekolah. Itu semua berkat ibunya yang mendaftarkan kembali Ang Cin Hok ke sekolah. Di saat ini, Ang Cin Hok bekerja di cafe kaki lima ( Cafe Gaul ) pada jam 15.00 WIB s/d 05.00 WIB. Tidur hanya 1 jam, sudah harus bangun dan siap-siap untuk sekolah. Biasanya Ang Cin Hok memanfaatkan waktu istirahat untuk tidur di kelas. Namun terkadang Ang Cin Hok juga ketiduran saat jam pelajaran. Sewaktu pulang sekolah, Ang Cin Hok memanfaat waktu sebaik mungkin untuk tidur.
Saat kelas lima sekolah dasar ( SD ). Ayah Ang Cin Hok meninggal di Jakarta dan abunya di bawa pulang ke Bagan Siapi-Api. Waktu ini, Ang Cin Hok bekerja sebagai penjaga toko pakaian muslim dan buku-buku agama Islam pada toko Payung Mas. ( 2004 )
Keluarga pindah ke Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara
Pada saat kelas 6 sekolah dasar ( SD ). Keluarga Ang Cin Hok semuanya pindah ke Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara. Namun Ang Cin Hok tidak mau ikut keluarga untuk pindah karena ingin hidup mandiri dan alasan mau menyelesaikan sekolah dasar. Karena keinginan yang kuat untuk itu, orang tua dan saudaranya dengan berat hati mengizinkan Ang Cin Hok sendiri di Bagan Siapi-Api. Ini semua berkat kakak kedua Ang Cin Hok yang mempercayakan keinginan Ang Cin Hok. Dialah yang membantu meyakinkan orangtua dan saudara-saudaranya. Ang Cin Hok tinggal di kost milik bosnya selama bekerja di toko. ( 2005 )
Diusir Bos
Karena masih bersifat kekanak-kanakan. saat pulang sekolah kadang Ang Cin Hok tidak segera langsung pergi untuk bekerja di toko. Suatu hari bossnya marah dan tiba-tiba mengusir Ang Cin Hok.
Saat itu Ang Cin Hok pindah ke rumah temannya, yang orangtuanya merupakan seorang guru agama kristen. Dan ayah temannya adalah seorang pemasok grosir sembako. Di sini Ang Cin Hok membantu mengurusi rumah tangga dan membantu mengirim barang ke toko-toko.
Bekerja
Waktu pulang sekolah, aku sekarang langsung bergegas untuk pergi lagi bekerja di toko sembako dekat rumah teman ku. Karena aku sudah pernah mengalami diusir dan diberhentikan boss. Aku belajar dari pelajaran hidup berharga itu. Tiap hari ku lalui, pagi bangun melakukan tugas ku menyapu, memasak nasi, memasak air dan pergi ke sekolah. Di sekolah aku belajar, dan di waktu istirahat aku bermain sepuasnya. Pulang sekolah aku langsung bergegas, mandi dan menganti pakai untuk langsung pergi bekerja. Pulang aku menyapu rumah, kadang mencuci piring dan pakai ku sendiri. Itulah kehidupan ku. Tak terasa sudah sebulan aku bekerja dan mendapat gaji. Tapi aku masih kekanak-kanakan, tidak memberikan sepersen pun pada orangtua teman ku. Apalagi orangtua ku yang berada jauh dari ku. Telinga ku mendengar pengajaran dari orangtua teman ku. Seharusnya aku bijak dalam mengelola uang hasil kerja ku. Memberikan sebagian uang ku untuk orangtua ku. Sebagian kembalikan pada Tuhan untuk perbendaharaan rumah-Nya, yakni gereja. Dari sini aku tersadar dan belajar untuk mengelola uang ku.
Hidup adalah proses, bukan instan.
Tuhan memproses orang yang mau dibentuk seperti tanah liat ditangan pengrajin.
Tanah liat harus mau diproses, baru bisa menjadi pot yang indah dan bernilai tinggi.
Waktu yang dimiliki, digunakan ataupun tidak tetap akan habis.
Maka dari itu, pergunakanlah dengan bijak.
Berkat Tuhanlah yang menjadikan orang kaya, bukan susah payah atau usaha.
Tapi, jangan bermalas-malas tanpa usaha.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu dari pagi menjadi malam. Pagi kami berdoa dan membaca firman Tuhan. Mau makan saya berdoa. Mau tidur kami akan berdoa bersama dan saling mendoakan. Begitulah waktu itu ku lalui di rumah orangtua teman ku.
Natal dan Malam Tahun Baru
Lulus SD
Keputusan Ikut Yesus
BERSAMBUNG...
Selasa, 13 November 2018
Ko Achien tiba-tiba chat saya di Instagram dan minta nomor handphone saya.
Tak lama saya dimasukan ke dalam group Ex Mth. Di sana saya ketemu Hana, Tika, Erwin dan lainnya. Senang bisa bernostalgia lagi.
*
Kini kita semua tak bersama lagi
Tapi kenangan yang pernah ada akan selalu di hati
Jika anda menyimpannya dalam memori
Kenangan tentang kita akan selalu abadi
Canda tawa suka duka kita lalui
Kadang tertawa bersama kadang saling lampiaskan emosi
Namun itulah kenangan yang buat kita saling mengisi
Mengisi masa muda kita yang sudah kita lalui
Senang bisa bernostalgia dengan teman yang pernah singgah di hidup ku ini
Maafkan jika ada salah yang membekas di hati
Marilah kita tersenyum untuk melepas lelah hari ini
*
Matahari
Menyinari dunia ini
Alangkah hangatnya sinar menteri
Tanpa mu, bumi segera membeku, matahari...
Awan menutupi mu, maka hujan akan basahi bumi
Haruslah dikau tetap menghangati kami
Agar kami tak beku dalam air yang turun ke bumi
Riangkanlah hati kami
Ingatlah untuk menyinari kami
Matahari...
Tak selamanya dikau tetap bersinar di pagi hari
Karena awan mampu menutupi
Jika dikau menyombongkan diri
Dan berkata dikau lebih hebat dari sang pencipta kami
Matahari...
Jangan dikau sombongkan diri
Ingatlah fungsi dikau diciptakan pencipta kami
Untuk memberkati
Bukan untuk menahan berkat kami
Air cucuran keringat kami
Bayarlah upah dan komisi kami
Jangan dikau tahan hak kami
Burung Irian, burung cendrawasih
Cukup sekian, dan terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar